Bupati Yuhronur Efendi Tegaskan Komitmen Pemkab Lamongan Sukseskan Gerakan Tujuh KAIH dan Program Wajib Belajar Tiga Belas Tahun
- account_circle JJM9
- calendar_month Jumat, 26 Sep 2025
- visibility 11
- comment 0 komentar
Lamongan, Gresik Bersuara – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan menyatakan dukungan penuh terhadap realisasi Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH) serta program Wajib Belajar (Wajar) tiga belas tahun.
Kedua program tersebut dinilai memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak sejak dini. Tidak hanya bagi anak, orang tua juga diharapkan menjadi teladan dalam mengimplementasikan tujuh KAIH.
Dukungan Pemkab Lamongan diwujudkan melalui program prioritas pendidikan terintegrasi dan gratis (Perintis). Program beasiswa ini bertujuan membantu keluarga kurang mampu agar tetap bisa mengenyam bangku sekolah sekaligus pemerataan akses pendidikan bagi generasi muda di Kota Soto.
Pada tahun 2025, Pemkab Lamongan mengalokasikan anggaran beasiswa Perintis sebesar Rp7,5 miliar, naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp6,3 miliar. Selain itu, Pemkab juga menghadirkan program wisuda tahfidz bagi seluruh pelajar di Lamongan, guna membentuk soft power sumber daya manusia dari aspek religius.
“Pemerintah hadir dan bersungguh-sungguh dalam mendukung keberhasilan realisasi gerakan tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH) dan wajib belajar tiga belas tahun,” tegas Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat membuka seminar parenting ayah-bunda dalam rangka penguatan KAIH dan Wajar, Rabu (24/9) di Pendopo Lokatantra.
Ketua Forum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Lamongan, Anis Kartika Yuhronur Efendi, menjelaskan bahwa fokus forum PAUD tahun ini adalah menyosialisasikan gerakan tujuh KAIH dan Wajar tiga belas tahun.
Gerakan tujuh KAIH meliputi: bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur tepat waktu. Penerapan kebiasaan ini diyakini mampu membentuk anak yang disiplin, bertanggung jawab, dan semangat belajar.
Sementara itu, program Wajar tiga belas tahun menjadi jaminan akses pendidikan yang merata dan berkualitas bagi anak-anak Indonesia.
Seminar tersebut dihadiri Bunda PAUD Kecamatan, Bunda PAUD Desa/Kelurahan, serta perwakilan orang tua murid PAUD dari setiap kecamatan. Hadir pula narasumber praktisi PAUD dari Jawa Timur, Hermato.
- Penulis: JJM9

